Dogen Zenji (1200-1253) adalah Master Zen dari Jepang, filsuf, seorang penulis puisi, dan pendiri tradisi Soto Zen di Jepang. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu guru Zen terhebat dalam sejarah dan dihormati karena ajarannya yang mendalam tentang kesejatian realitas (kasunyatan) dan praktik meditasi.
Biografi ini akan mengeksplorasi kehidupan dan ajaran Dogen, termasuk masa-masa awal kehidupannya, ketergugahan spiritual, perjalanan ke Tiongkok, karya-karya, dan ajarannya.
Masa-masa Usia Awal Dogen
Dogen Zenji. |
Terlepas dari privelese keluarga dan alses pendidikan, Seperti kehidupan orang-orang pada umumnya, Dogen menghadapi beberapa deraan hidup di usia remaja. Ibunya meninggal ketika ia masih muda, sesuatu kehilangan sosok yang sangat berarti baginya. Ia juga berjuang mengatasi masalah kesehatan yang mempengaruhi praktik latihan Zen-nya. Terlepas dari tantangan-tantangan mendera tadi, Dogen tetap mendedikasikan diri pada latihan serta terus belajar dan bermeditasi. Komitmennya terhadap Zen pada akhirnya membawanya untuk melakukan perjalanan ke Tiongkok demi belajar di bawah bimbingan guru Zen bernama Rujing. Perjalanan ini sangat berpengaruh pada kehidupannya dan pertumbuhan spiritual dan metode pengajarannya sekembali dari Tiongkok.
Kombinasi antara privilese dan rintangan kehidupan menandai tahun-tahun awal usia Dogen. Keberuntungan dilahirkan orang tua pejabat teras telah memberinya akses terhadap pendidikan termaksimal dan peluang budaya. Namun ia juga menghadapi pergulatan batin dan rintangan pribadi yang membentuk perjalanan ruhaniahnya. Komitmennya yang begitu mendalam terhadap Zen dan praktiknya, dan keinginan untuk menembusi hakikat realitas sejati menuntunnya hidupnya di sepanjang hayat.
Ketergugahan Spirit
Pada usia 24 tahun, Dogen mengalami ketergugahan spirit mendalam atau gumrégah batin seko ilusi bersamaan ia membaca dan merenungkan bagian dari Sutra Teratai. Lalu ia menulis,
Saya menyadari bahwa sifat sejati dari segala sesuatu tidak dapat ditangkap oleh rasio atau dipahami dengan kata-kata. Hanya dapat dialami langsung, pada saat-kini.
Pengalaman yang menandai titik balik dalam hidup seorang Dogen yang menempatkannya pada jalan pencarian dan penyelidikan spiritual atau ruhaniah.
Kebangkitan spiritual Dogen adalah pengalaman mendalam yang secara mendasar mengubah pemahamannya tentang kesejatian realitas. Ia telah mendalami dan mempraktikkan Zen Buddhisme beberapa tahun. Namun baru setelah ia menyadari apa itu mengalami-langsung realitas yang sebenar-benarnya dari segala sesuatu, ia merasakan penembusan paling inti dari ajaran Sang Buddha.
Mempelajari Jalan Buddha berarti mempelajari diri sendiri, mempelajari diri sendiri berarti melupakan diri sendiri, dan melupakan diri berarti mencapai kecerahan melalui sepuluh ribu hal.
Menurut pengakuan Dogen, ketergugahannya terjadi kala membaca bagian dari Sutra Teratai. Seperti apa persisnya tidak jelas. Nmun kemudian waktu ia menulis tentang itu. Ia menggambarkannya sebagai momen mengalami-langsunh sifat sejati segala sesuatu, yang ia sadari tidak dapat dipahami dengan pendekatan rasio atau dijelaskan melalui kata-kata saja.
Bagi Dogen, mengalami ketergugahan bukan hanya terjadi satu kali saja, melainkan sebagai proses berkesinambungan realisasi ketergugahan itu sendiri. Ia percaya bahwa melalui meditasi, seseorang dapat mengembangkan kemampuan untuk mengalami-langsung kesejatian realitas yang sesungguhnya dan menyadari realitas fundamental, sifat kebuddhaan segala sesuatu.
Ketergugahan spiritual Dogen adalah pengalaman transformatif yang menariknya pada jalur penyelidikan dan praktik spiritual. Hal ini memberinya pemahaman yang mendalam akan tujuan dan makna, dan dia mengabdikan sisa hidupnya untuk berbagi ajaran dan membantu orang lain untuk menyadari kesejatian realitas yang sesungguhnya.
Perjalanan ke Tiongkok
Setelah bertahun-tahun belajar dan berlatih di Jepang, Dogen sangat ingin pergi belajar ke Tiongkok di bawah bimbingan para guru Zen yang hebat di sana. Perjalanan Dogen ke Tiongkok ini adalah fase penting yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan spiritual dan evolusi ajarannya ketika mendirikan tradisi Soto Zen.
Pada tahun 1223, Dogen memulai perjalanan berbahaya melintasi lautan demi ke Tiongkok. Dogen beserta rekan-rekannya menghadapi beberapa rintangan, dari kapal karam hingga serangan bajak laut. Meski mengalami aral merintang, Dogen tidak surut dan akhirnya berhasil menjejak daratan Tiongkok. Dogen menghabiskan beberapa tahun belajar di bawah bimbingan guru Zen, Rujing. Selama masa ini, Dogen memperdalam pemahamannya tentang Zen dan mengalami ketergugahan spirit mendalam yang akan membentuk sisa hidupnya.
Dogen memoelajari pula berbagai praktik dan tradisi Zen di Tiongkok selama di sana. Ia mengamati penekanan pada zazen, atau meditasi duduk, dan pengaplikasian koan, atau teka-teki Zen untuk memperdalam pemahaman dan memancing merekahnya insight. Pengalaman-pengalaman di daratan Tiongkok ini secara signifikan akan mempengaruhi perkembangan ajaran dan pendekatannya terhadap praktik Zen setelah kembali ke Jeoang.
Perjalanan Dogen adalah pengalaman transformatif yang memperdalam pemahamannya tentang Zen dan menolongnya menciotakan metodenya sendiru dalam berlatih Zen dan pengajaran. Waktunya di Tiongkok dan perjumpaannya dengan beberapa guru Zen mempengaruhi perkembangan gaya Zen-nya yang unik dan pendekatannya terhadap meditasi.
Mendirikan Kuil Eihei-ji
Dogen Zenji’s founding of Eihei-ji temple is considered one of Japan’s most important events in the history of Zen Buddhism. After returning from China, Dogen began to teach and preach his unique form of Zen, emphasizing the practice of zazen and the concept of non-duality.
Dari sejarah Zen Buddhisme, pendirian kuil Eihei-ji oleh Dogen Zenji dianggap sebagai salah satu peristiwa terpenting di Jepang. Sepulang dari Tiongkok, Dogen mulai mengajarkan dan menyebarkan model pengajaran Zen-nya yang unik yang menekankan praktik zazen dan konsep non-dualitas.
Pemandangan Kuil Eiheiji di Yokihama, Jepang |
Berjalannya waktu, kuil dikenal sebagai pusat belajar gratis dan kegiatan intelektual. Selain menyediakan ruang latihan Zen, Eihei-ji juga berfungsi sebagai pusat penyebaran ajaran Dogen. Dogen banyak menelurkan karya-karya terpentingnya juga kala tinggal dan mengajar di Eihei-ji. Saat ini, kuil Eihei-ji tetap menjadi pusat latihan Zen yang penting di Jepang. Tiap tahun ribuan orang mengunjungi kuil untuk belajar dan berlatih di bawah bimbingan biksu kepala kuil saat ini. Kuil ini juga merupakan tempat ziarah penting bagi praktisi Zen dari penjuru dunia yang datang untuk memberikan penghormatan kepada Dogen dan merasakan ketenangan menyinggahi kuil ini.
Karya-karya Dogen
Karya-karya Dogen dianggap sebagai salah satu yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Zen Buddhisme. Ia banyak menulis tentang praktik Zen, filsafat, dan hakikat dari realitas sejati. Karya-karyanya tidak surut dipelajari dan dihormati oleh para praktisi Zen di seluruh dunia. Karya Dogen yang paling terkenal adalah Shobogenzo, berisi 95 kumpulan esai yang mengeksplorasi berbagai topik dalam praktik Zen dan filsafatnya. Esai ditulis dengan gaya puitik dan seringkali samar. Mereka memanfaatkan berbagai sumber, termasuk kitab literatur Buddhis, literatur Tiongkok, dan pengalaman pribadi. Jika Anda berminat, Anda dapat membaca Shobogenzo-zuimonki, yang terdiri dari khotbah Dharma yang diberikan oleh Dogen yang aslinya ditulis oleh penerus Dhamma-nya, Koun Ejo Zenji
Salah satu tema utama dalam karya-karya Dogen adalah impermanensi. Ia melihat impermanensi sebagai aspek fundamental dari kenyataan segala sesuatu dan ia percaya bahwa sangatlah penting untuk memahami seksama dan menyadari sifat impermanensi segala sesuatu untuk merealisasi kecerahan atau ketergugahan spirit/batin.Tema penting lain dalam karya Dogen adalah konsep zazen, meditasi duduk. Ia percaya bahwa meditasi adalah cara paling efektif untuk mengalami langsung hakikat dari realitas yang sejati dan ia menekankan pentingnya latihan yang istikamah.
Tema lainnya lagi dari karya Dogen adalah mengeksplorasi sifat waktu, ruang, dan sebab-akibat (kausalitas) serta hubungan antara diri dengan dunia. Ia memandang konsep-konsep ini saling berhubungan dan ia percaya bahwa pemahaman mendalam tentang konsep-konsep tersebut adalah penting untuk pertumbuhan dan tergugahnya spirit.
Karya-karya Dogen dicikan kedalaman pesan, komplekaitas, dan gaya bahasa yang puitik. Karya-karyanya masih menginsoirasi hingga kini dan menantang para praktisi Zen. Tentu saja, karya-karyanya sangat memiliki pengaruh pada perkembangan Zen Buddhisme berabad-abad.
Pengaruhnya terhadap Guru-guru Zen pada era Setelahnya
Ajaran dan karya Dogen sangat berdampak pada perkembangan Zen Buddhisme. Mereka membuka jalan bagi banyak guru Zen terkenal yang mengikuti jejaknya. Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah Ejo, yang membantu menyusun dan menyunting tulisan Dogen setelah kematiannya. Ejo juga menjabat sebagai kepala kebiksuan kuil Eihei-ji dan membantu menyebarkan ajaran Dogen ke seluruh Jepang.
Keizan Jokin, salah satu siswa Dogen, dianggap sebagai salah satu guru Zen terpenting dalam sejarah Jepang. Dia mengembangkan lebih lanjut ajaran Dogen dan mendirikan sekolah Zennya, yang dikenal sebagai sekolah Soto. Keizan juga dikenal karena mengembangkan praktik koan, suatu bentuk pelatihan Zen yang menggunakan pernyataan dan pertanyaan paradoks untuk membantu siswa memperoleh wawasan tentang hakikat realitas.
Guru Zen terkenal lainnya yang dipengaruhi oleh ajaran Dogen dan lahir setelah zamannya termasuk Kodo Sawaki, yang berperan penting dalam menghidupkan kembali praktik Zen di Jepang setelah Perang Dunia II, Taisen Deshimaru, yang memainkan peran penting dalam membawa Soto Zen ke Eropa dan membangun beberapa pusat Zen di Perancis, dan Shunryu Suzuki, yang mendirikan San Francisco Zen Center dan memainkan peran penting dalam pengembangan Zen di Amerika Serikat.
Hingga kini, ajaran dan karya Dogen terus menginspirasi dan mempengaruhi praktisi Zen di seluruh dunia. Legasinya dapat dilacak dalam ajaran dan praktik para guru Zen paling dikenal, melintasi zaman, rentang sejarah, termasuk oleh mereka yang lahir setelah masa hidupnya.
Penutup
Jalannya hidup dan ajaran Dogen Dogen Zenji tetap lestari menginspirasi dan mempengaruhi para praktisi Zen di seluruh penjuru dunia. Menekanankan pada meditasi, momen saat ini, dan sifat sejati dari realitas tetap menjadi inti Buddhisme Zen sekarang. Warisan Dogen adalah bukti kekuatan penyelidikan spiritual yang abadi dan potensi transformatif dari ketergugahan akan hakikat realitas yang sejati.