Langsung ke konten utama

Dogen Zenji

Dogen Zenji (1200-1253) adalah Master Zen dari Jepang, filsuf, seorang penulis puisi, dan pendiri tradisi Soto Zen di Jepang. Ia secara luas dianggap sebagai salah satu guru Zen terhebat dalam sejarah dan dihormati karena ajarannya yang mendalam tentang kesejatian realitas (kasunyatan) dan praktik meditasi.

Biografi ini akan mengeksplorasi kehidupan dan ajaran Dogen, termasuk masa-masa awal kehidupannya, ketergugahan spiritual, perjalanan ke Tiongkok, karya-karya, dan ajarannya. 


Masa-masa Usia Awal Dogen

Dogen Zenji.
Dilahirkan di tengah keluarga bangsawan tinggal Kyoto membuat Dogen kecil mendapat kualitas pengasuhan terbaik yang membentuk dirinya di kemudian waktu. Ayahnya adalah seorang pejabat teras pemerintah. Dogen dibesarkan dari lingkungan keluarga beruntung dengan akses terhadap pendidikan berkualitas dan peluang budaya. Di usia muda, Dogen dikirim belajar ke suatu kuil di daerahnya, tempat pertama kali ia mengenal Zen Buddhisme. Ia meminati apa yang diajarkan dan mulai belajar di bawah bimbingan Master Myozen. Dogen adalah seorang siswa yang tekun dan dengan cepat menaruh antusias mendalam terhadap praktik berlatih Zen. 

Terlepas dari privelese keluarga dan alses pendidikan, Seperti kehidupan orang-orang pada umumnya, Dogen menghadapi beberapa deraan hidup di usia remaja. Ibunya meninggal ketika ia masih muda, sesuatu kehilangan sosok yang sangat berarti baginya. Ia juga berjuang mengatasi masalah kesehatan yang mempengaruhi praktik latihan Zen-nya. Terlepas dari tantangan-tantangan mendera tadi, Dogen tetap mendedikasikan diri pada latihan serta terus belajar dan bermeditasi. Komitmennya terhadap Zen pada akhirnya membawanya untuk melakukan perjalanan ke Tiongkok demi belajar di bawah bimbingan guru Zen bernama Rujing. Perjalanan ini sangat berpengaruh pada kehidupannya dan pertumbuhan spiritual dan metode pengajarannya sekembali dari Tiongkok. 

Kombinasi antara privilese dan rintangan kehidupan menandai tahun-tahun awal usia Dogen. Keberuntungan dilahirkan orang tua pejabat teras telah memberinya akses terhadap pendidikan termaksimal dan peluang budaya. Namun ia juga menghadapi pergulatan batin dan rintangan pribadi yang membentuk perjalanan ruhaniahnya. Komitmennya yang begitu mendalam terhadap Zen dan praktiknya, dan keinginan untuk menembusi hakikat realitas sejati menuntunnya hidupnya di sepanjang hayat.


Ketergugahan Spirit

Pada usia 24 tahun, Dogen mengalami ketergugahan spirit mendalam atau gumrégah batin seko ilusi bersamaan ia membaca dan merenungkan bagian dari Sutra Teratai. Lalu ia menulis,

Saya menyadari bahwa sifat sejati dari segala sesuatu tidak dapat ditangkap oleh rasio atau dipahami dengan kata-kata. Hanya dapat dialami langsung, pada saat-kini.

Pengalaman yang menandai titik balik dalam hidup seorang Dogen yang menempatkannya pada jalan pencarian dan penyelidikan spiritual atau ruhaniah. 

Kebangkitan spiritual Dogen adalah pengalaman mendalam yang secara mendasar mengubah pemahamannya tentang kesejatian realitas. Ia telah mendalami dan mempraktikkan Zen Buddhisme beberapa tahun. Namun baru setelah ia menyadari apa itu mengalami-langsung realitas yang sebenar-benarnya dari segala sesuatu, ia merasakan penembusan paling inti dari ajaran Sang Buddha.

Mempelajari Jalan Buddha berarti mempelajari diri sendiri, mempelajari diri sendiri berarti melupakan diri sendiri, dan melupakan diri berarti mencapai kecerahan melalui sepuluh ribu hal.

Menurut pengakuan Dogen, ketergugahannya terjadi kala membaca bagian dari Sutra Teratai. Seperti apa persisnya tidak jelas. Nmun kemudian waktu ia menulis tentang itu. Ia menggambarkannya sebagai momen mengalami-langsunh sifat sejati segala sesuatu, yang ia sadari tidak dapat dipahami dengan pendekatan rasio atau dijelaskan melalui kata-kata saja. 

Bagi Dogen, mengalami ketergugahan bukan hanya terjadi satu kali saja, melainkan sebagai proses berkesinambungan realisasi ketergugahan itu sendiri. Ia percaya bahwa melalui meditasi, seseorang dapat mengembangkan kemampuan untuk mengalami-langsung kesejatian realitas yang sesungguhnya dan menyadari realitas fundamental, sifat kebuddhaan segala sesuatu. 

Ketergugahan spiritual Dogen adalah pengalaman transformatif yang menariknya pada jalur penyelidikan dan praktik spiritual. Hal ini memberinya pemahaman yang mendalam akan tujuan dan makna, dan dia mengabdikan sisa hidupnya untuk berbagi ajaran dan membantu orang lain untuk menyadari kesejatian realitas yang sesungguhnya.


Perjalanan ke Tiongkok

Setelah bertahun-tahun belajar dan berlatih di Jepang, Dogen sangat ingin pergi belajar ke Tiongkok di bawah bimbingan para guru Zen yang hebat di sana. Perjalanan Dogen ke Tiongkok ini adalah fase penting yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan spiritual dan evolusi ajarannya ketika mendirikan tradisi Soto Zen.

Pada tahun 1223, Dogen memulai perjalanan berbahaya melintasi lautan demi ke Tiongkok. Dogen beserta rekan-rekannya menghadapi beberapa rintangan, dari kapal karam hingga serangan bajak laut.  Meski mengalami aral merintang, Dogen tidak surut dan akhirnya berhasil menjejak daratan Tiongkok. Dogen menghabiskan beberapa tahun belajar di bawah bimbingan guru Zen, Rujing. Selama masa ini, Dogen memperdalam pemahamannya tentang Zen dan mengalami ketergugahan spirit mendalam yang akan membentuk sisa hidupnya.

Dogen memoelajari pula berbagai praktik dan tradisi Zen di Tiongkok selama di sana. Ia mengamati penekanan pada zazen, atau meditasi duduk, dan pengaplikasian koan, atau teka-teki Zen untuk memperdalam pemahaman dan memancing merekahnya insight. Pengalaman-pengalaman di daratan Tiongkok ini secara signifikan akan mempengaruhi perkembangan ajaran dan pendekatannya terhadap praktik Zen setelah kembali ke Jeoang. 

Perjalanan Dogen adalah pengalaman transformatif yang memperdalam pemahamannya tentang Zen dan menolongnya menciotakan metodenya sendiru dalam berlatih Zen dan pengajaran. Waktunya di Tiongkok dan perjumpaannya dengan beberapa guru Zen mempengaruhi perkembangan gaya Zen-nya yang unik dan pendekatannya terhadap meditasi.


Mendirikan Kuil Eihei-ji

Dogen Zenji’s founding of Eihei-ji temple is considered one of Japan’s most important events in the history of Zen Buddhism. After returning from China, Dogen began to teach and preach his unique form of Zen, emphasizing the practice of zazen and the concept of non-duality.

Dari sejarah Zen Buddhisme, pendirian kuil Eihei-ji oleh Dogen Zenji dianggap sebagai salah satu peristiwa terpenting di Jepang. Sepulang dari Tiongkok, Dogen mulai mengajarkan dan menyebarkan model pengajaran Zen-nya yang unik yang menekankan praktik zazen dan konsep non-dualitas.

Pemandangan Kuil Eiheiji di Yokihama, Jepang
Pada tahun 1244, Dogen mendirikan kuil Eihei-ji di mana aaat ini maauk wilayah prefektur Fukui dan menjadi satu dari dua kuil utama aliran Soto Zen Buddhisme di Jepang. Kuil ini dimaksudkan sebagai tempat para biksu dapat berlatih zazen dan mempelajari ajaran Dogen dalam lingkungan dan disiplin ketat. Kuil Eihei-ji dengan cepat menjadi pusat latihan Zen di Jepang, didatangi berbagai soswa dari penjuru negeri. Ajaran dan metode latihan yang dirancang Dogen terbukti sangat efektif. Banyak muridnya kemudian menjadi guru Zen memiliki reputaai penting.

Berjalannya waktu, kuil dikenal sebagai pusat belajar gratis dan kegiatan intelektual. Selain menyediakan ruang latihan Zen, Eihei-ji juga berfungsi sebagai pusat penyebaran ajaran Dogen. Dogen banyak menelurkan karya-karya terpentingnya juga kala tinggal dan mengajar di Eihei-ji. Saat ini, kuil Eihei-ji tetap menjadi pusat latihan Zen yang penting di Jepang. Tiap tahun ribuan orang mengunjungi kuil untuk belajar dan berlatih di bawah bimbingan biksu kepala kuil saat ini. Kuil ini juga merupakan tempat ziarah penting bagi praktisi Zen dari penjuru dunia yang datang untuk memberikan penghormatan kepada Dogen dan merasakan ketenangan menyinggahi kuil ini.


Karya-karya Dogen

Karya-karya Dogen dianggap sebagai salah satu yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Zen Buddhisme. Ia banyak menulis tentang praktik Zen, filsafat, dan hakikat dari realitas sejati. Karya-karyanya tidak surut dipelajari dan dihormati oleh para praktisi Zen di seluruh dunia. Karya Dogen yang paling terkenal adalah Shobogenzo, berisi 95 kumpulan esai yang mengeksplorasi berbagai topik dalam praktik Zen dan filsafatnya. Esai ditulis dengan gaya puitik dan seringkali samar. Mereka memanfaatkan berbagai sumber, termasuk kitab literatur Buddhis, literatur Tiongkok, dan pengalaman pribadi. Jika Anda berminat, Anda dapat membaca Shobogenzo-zuimonki, yang terdiri dari khotbah Dharma yang diberikan oleh Dogen yang aslinya ditulis oleh penerus Dhamma-nya, Koun Ejo Zenji

Salah satu tema utama dalam karya-karya Dogen adalah impermanensi. Ia melihat impermanensi sebagai aspek fundamental dari kenyataan segala sesuatu dan ia percaya bahwa sangatlah penting untuk memahami seksama dan menyadari sifat impermanensi segala sesuatu untuk merealisasi kecerahan atau ketergugahan spirit/batin.Tema penting lain dalam karya Dogen adalah konsep zazen, meditasi duduk. Ia percaya bahwa meditasi adalah cara paling efektif untuk mengalami langsung hakikat dari realitas yang sejati dan ia menekankan pentingnya latihan yang istikamah.

Tema lainnya lagi dari karya Dogen adalah mengeksplorasi sifat waktu, ruang, dan sebab-akibat (kausalitas) serta hubungan antara diri dengan dunia. Ia memandang konsep-konsep ini saling berhubungan dan ia percaya bahwa pemahaman mendalam tentang konsep-konsep tersebut adalah penting untuk pertumbuhan dan tergugahnya spirit.

Karya-karya Dogen dicikan kedalaman pesan, komplekaitas, dan gaya bahasa yang puitik. Karya-karyanya masih menginsoirasi hingga kini dan menantang para praktisi Zen. Tentu saja, karya-karyanya sangat memiliki pengaruh pada perkembangan Zen Buddhisme berabad-abad. 


Pengaruhnya terhadap Guru-guru Zen pada era Setelahnya

Ajaran dan karya Dogen sangat berdampak pada perkembangan Zen Buddhisme. Mereka membuka jalan bagi banyak guru Zen terkenal yang mengikuti jejaknya. Salah satu muridnya yang paling terkenal adalah Ejo, yang membantu menyusun dan menyunting tulisan Dogen setelah kematiannya. Ejo juga menjabat sebagai kepala kebiksuan kuil Eihei-ji dan membantu menyebarkan ajaran Dogen ke seluruh Jepang. 

Keizan Jokin, salah satu siswa Dogen, dianggap sebagai salah satu guru Zen terpenting dalam sejarah Jepang. Dia mengembangkan lebih lanjut ajaran Dogen dan mendirikan sekolah Zennya, yang dikenal sebagai sekolah Soto. Keizan juga dikenal karena mengembangkan praktik koan, suatu bentuk pelatihan Zen yang menggunakan pernyataan dan pertanyaan paradoks untuk membantu siswa memperoleh wawasan tentang hakikat realitas. 

Guru Zen terkenal lainnya yang dipengaruhi oleh ajaran Dogen dan lahir setelah zamannya termasuk Kodo Sawaki, yang berperan penting dalam menghidupkan kembali praktik Zen di Jepang setelah Perang Dunia II, Taisen Deshimaru, yang memainkan peran penting dalam membawa Soto Zen ke Eropa dan membangun beberapa pusat Zen di Perancis, dan Shunryu Suzuki, yang mendirikan San Francisco Zen Center dan memainkan peran penting dalam pengembangan Zen di Amerika Serikat. 

Hingga kini, ajaran dan karya Dogen terus menginspirasi dan mempengaruhi praktisi Zen di seluruh dunia. Legasinya dapat dilacak dalam ajaran dan praktik para guru Zen paling dikenal, melintasi zaman, rentang sejarah, termasuk oleh mereka yang lahir setelah masa hidupnya.


Penutup

Jalannya hidup dan ajaran Dogen Dogen Zenji tetap lestari menginspirasi dan mempengaruhi para praktisi Zen di seluruh penjuru dunia. Menekanankan pada meditasi, momen saat ini, dan sifat sejati dari realitas tetap menjadi inti Buddhisme Zen sekarang. Warisan Dogen adalah bukti kekuatan penyelidikan spiritual yang abadi dan potensi transformatif dari ketergugahan akan hakikat realitas yang sejati.




Postingan populer dari blog ini

Beberapa Kesalahpahaman tentang Buddhisme

Karena tinggal di lingkungan non-Buddhis, kadang obrolan beralih ke Buddhisme. Mungkin ingin mengenal. Banyak hal ternyata disalahpahami. Ini, dari pribadi saya, memberi ide untuk menulis. Kesalahpahaman imi dapat dimaklumi karena banyak saudara kita penganut agama-kepercayaan Semitik, kepercayaan monoteisme dan menekankan ritual pengelu-eluan serta pemujaan, mengira semua agama secara basis fundamental adalah sama. Sebagian saya beri gambaran sependek saya tahu, sebagian lagi saya biarkan karena saking sulitnya. 1 / Dikira kepercayaan monoteisme Banyak mengira bahwa agama Buddha berpusat pada kepercayaan pada Tuhan Personal atau Tuhan antromorfik, yaitu sebuah sosok yang digambarkan pikiran bisa marah dan bisa tersipu-sipu jika dipuji via ritual. Tuhan digambarkan memiliki tabiat seperti manusia: marah, cemburu, narsistik, ngasih bonus kalau hatinya senang, suka ngamuk-ngamuk kalau tidak dituruti kemauannya, haus pujian, mengalami gangguan psikosis untuk selalu dijadikan pusat perha...

Intisari Buku Batin Sunya oleh Ajahn Buddadāsa

Buku berjudul Batin Sunya ini adalah seri nomor dua dari empat seri dalam paket buku Seri Dasar-dasar Buddhis yang Kerap Disalahpahami , diterbitkan oleh Penerbit Dian Dharna pada 2024. Adapun seri pertama, tentang Iddapaccayatā , menurut penangkapan pemahaman saya membahas semacam perenungan kosmologi Buddhis. Harus dicatat, tujuan puncak Buddhisme mengenai kosmologi bukan kemudian disusul bagaimana ini semua bisa ada? Atau siapa yang membuat? Tidak. Melainkan menyadari apa yang selama ini dianggap si-aku di antara semua keberadaan. Bukan berkutat dan berhenti pada perenungan spekulatif. Lebih dari itu, melampauinya.  Inti Sari Buku tipis berdimensi 12,5 x 18,5 cm dan ketebalan xiii + 87 halaman ini adalah transkrip ceramah Dhamma Ajahn Buddhadasa (1906-1993), seorang biksu dan guru Theravadin berpengaruh asal Thailand. Berikut inti sari buku dalam poin-poin. Sunya (Pali) atau suññata (baca: sunyata) dalam Sansekerta secara terminologi, sebagaimana dalam buku ini, arti...

10 Kosakata Asik Stoikisme dan Penjelasan Singkat

Stoikisme adalah filsafat etika yang muncul di era Helenistik-Yunani. Istilah etika dalam kesadaran alam pikir orang Yunani kuno adalah berkaitan apa yang harus saya lakukan di kehidupan ini dan bagaimana cara terbaik menjalaninya di tengah alam semesta ini dan sosial. Pengertian kata tersebut tak sama dengan persepsi kita sekarang yang lebih sempit, yaitu a standars of behavior.  Meski cakupan filsafatnya sangat luas, Stoikisme hari ini naik daun di masyarakat kontemporer bukan tanpa alasan, ajaran spiritual filosofis ini memberi tameng, menjadi bermental tangguh, bagi siapa saja yang mempraktikannya dalam mengarungi ketat dan kompetitifnya kehidupan modern yang acapkali menghadirkan gangguan pada kualitas batin atau psikis kita. Dengan berpegang pada beberapa prinsip Stoik, yang tererepresentasi dari "kosakata Stoik" berikut, semoga kita memiliki kebijaksanaan bernavigasi dalam kehidupan. Ciri pokok orang yang bijaksana adalah mampu menentukan sikap dalam situasi yang biasa...

Hidup dalam Kesaatkinian dan Manfaatnya oleh Ajahn Buddhadāsa

Ini adalah seri nomor tiga dari satu set Seri Dasar-dasar Buddhis yang Kerap Disalahpahami oleh Ajahn Buddhadāsa (1906–1993). Diterbitkan oleh Penerbit Dian Dharma pada 2024. Berdimensi 12,5 cm x 18,5 cm dan berketebalam 44 halaman. Buku ini membahas tentang pentingnya hidup dalam kesaatkinian, karena dalam ajaran Buddhisme hanya, yang oleh bahasa diistilahkan,  saat kini  yang benar-benar nyata, yang demikian adanya. Sebagai kebenaran non-konvensi. Kehidupan manusia dan semua mahluk bertalian erat dengan pencarian kebahagiaan. Hidup sendiri adalah nyata adanya pada kesaatkinian terus menerus. Anda bernafas pada saat kini terus menerus, bukan tadi ataupun nanti. Maka kebahagiaan bukan ditemukan pada—apa yang dikonsepsikan pikiran sebagai—masa lalu ataupun masa depan, dalam bentuk mengembangkan harap damba kuat. Mengapa Saat-Kini ? Manusia awam mengabaikan absurditas kehidupan dengan mengembangkan hasrat harapan. Munculnya hasrat harapan erat kaitannya dengan hidup kita yang r...

5 Falsafah Hidup Jawa Ini Membantumu Menemukan Esensi Hidup

Jawa sebagai sekelompok manusia yang dahulu pernah memiliki peradaban maju dan tinggi di berbagai bidang mulai pertanian dan kemaritiman, seni budaya meliputi seni pahat dan tari, arsitektur dan bangunan, hingga tata pemerintahan, bangsa Jawa seperti halnya lingkaran-lingkaran kelompok kebudayaan lain juga memiliki pandangan kosmologis dalam hal relasi eksistensi diri dengan alam atau jagad. Alih-alih bercorak kontemplasi spekulatif, pandangan falsafah hidup leluhur Jawa adalah realisme kontemplatif. Corak penghayatan falsafah Jawa ini lebih menekankan pada aspek spiritual eksplorasi internal daripada pengikatan diri pada sistem kepercayaan eksternal ( religion ) yang karakternya alih-alih dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan spiritual dan budi, tetapi ketertundukan buta yang sama sekali tak menyadarkan dan tak mendidik. Dari kesadaran relasi tadi, tindak-tanduk orang Jawa dicirikan simbolisme, misalnya sesajen dan upacara-upacara dalam mengekspresikan hubungan eksistensi denga...

6 Tokoh Berpengaruh Mazhab Frankfurt

Teori Kritis adalah istilah yang cakupannya relatif luas, luasnya cakupan bisa dilacak kembali ke asal-usulnya. Ringkasnya, ini adalah bidang filsafat yang bertalian dengan sosiologi dan studi tentang kemasyarakatan secara umum Asal-usulnya merujuk kepada sekelompok ahli teori filsafat Jerman yang membedakan Teori Kritis dari teori sosiologi umum atau yang lebih tradisional, mengingat tujuan dan terapannya. Dikenal sebagai Mazhab Frankfurt ( Frankfurt School ). Ini adalah sekumpulan para intelektual dan cendekia yang hidup pada periode antara dua perang di Jerman. Setidaknya itu adalah periode bergejolak. Mazhab Frankfurt dan Teori Kritis Sebutan resmi Mazhab Frankfurt ( Frankfurt School) adalah Institut Penelitian Sosial. Di kemudian waktu institut ini menjadi musuh dari fasisme Jerman yang bangkit. Sebagian besar cendekianya terpaksa pergi ke luar Jerman. Sekalipun keadaan tersebut tidak menguntungkan mereka, karya yang dihasilkan oleh para aktor mazhab Frankfurt ini masih memiliki ...

Paling Pokok dalam Ajaran Buddhisme & Prinsip-prinsip Umum

Buddhisme adalah āgama (Sanskrit) atau praktik laku hidup yang didasarkan pada ajaran Siddhartha pada abad ke-5 SM di wilayah yang sekarang disebut Nepal dan India utara. Ia disebut "Buddha", yang artinya "yang terbangun". Kadang juga diartikan "yang tercerahkan". Diistilahkan  bodhi  dalam Sanskrit. Setelah ia mengalami ketergugahan Kesadaran mendalam—atau Kecerahan batin—akan hakikat kehidupan, kematian, dan kebetadaan Selama sisa hidupnya setelah merealisasi Kecerahan, Sang Buddha berkelana dan mengajar. Namun ia tidak menyampaikan ke orang-orang tentang apa yang ia sadari ketika telah tercerahkan atau tergugah. Sebaliknya, ia mengajarkan ke orang-orang bagaimana cara atau jalan merealisasi kecerahan bagi diri sendiri. Ia mengajarkan bahwa kecerahan ataupun terbangun/tergugah (dari ilusi) dilakukan oleh sendiri dan muncul dari dalam diri Anda sendiri yang mengalami-langsung, bukan melalui jalan mempercayai dogma. Pada saat mangkat Sang Buddha, Buddhism...

Intisari Buku Mengenai Kelahiran Karya Ajahn Buddhadāsa

Sekalipun bukan perihal tujuan paling subtansial dari ajaran Buddhisme, menurut saya, kelahiran kembali adalah topik debateable dalam khasanah intelektual Buddhisme. Sebagai khasanah intelektual, karenanya kelahiran kembali atau kadang dipergunakan istilah "tumimbal lahir" lebih kentara penjelasannya sebagai proposisi filsafat, sekalipun Ajahn Buddhadāsa menerangkan dalam bahasa keseharian awam. Ajahn Buddhadāsa dalam seri nomor empat dari satu set buku Seri-seri Dasar Buddhis yang Kerap Disalahpahami ini menerangkan bahwa yang dimaksud kelahiran adalah "kelahiran mental", atau dalam istilah saya adalah keterusmenerusan bereksistensi (mengada), suatu rasa sadar bahwa ini aku dan selainnya bukan aku . Intisari Buku Dari pembacaan buku, berikut kiranya dapat disarikan dari pembacaan buku ini dalam sajian poin-poin paragraf. Pertama . Dari sudut historis dan kultural, Ajahn Buddhadāsa di awal buku menerangkan bagaimana pandangan spekulatif filosofis dan kultural orang...

8 Alasan Orang Memegang Agama-Kepercayaan

Ada banyak yang tak disadari seseorang yang percaya pada kepercayaan agama. Dalam mempraktikkan agamanya, banyak orang menemukan kenyamanan dan pelipur dari kenyataan hidup yang tak pasti. Ada alasan lain mengapa mereka tertarik pada keyakinan yang mereka praktikkan. Bagi kebanyakannya, kepercayaan adalah bagian dari pola asuh yang didapat seseorang di masa kecil dan mereka ketika dewasa melanjutkan tradisi yang diwarisi dari keluarganya itu. Kepercayaan memainkan peran penting pula dalam budaya karena berbagai alasan. Diindoktrinasi ke dalam Agama Tertentu Kuatnya dan terus menerusnya seseorang diindoktrinasi ke dalam agama tertentu menunjukkan bahwa orang mempercayai agamanya karena itulah yang terjadi pada mereka umumnya. Terutama oleh lingkungan keluarganya. Ini pula alasan mengapa anak dari keluarga beragama A mayoritasnya akan tetap pada agama A dewasanya, begitu juga yang beragama B. Diperkuat pula oleh lingkungan sekitar dari yang agak dekat hingga lingkungan umum di mana ia be...

Kunci-kunci Membaca Filsafat Anti-Natalis Benatar

Buku berjudul  Better Never To Have Been—The Harm of Coming to Existence (Oxford Press: 2006), kira-kira, agar mengena, bisa diterjemahkan "Lebih Baik Tak Lahir—Penderitaan Sebab Mengada", adalah buku menarik dan kontroversial. Ia mengusik hasrat alamiah mendasar spesies, mengusik hasrat manusia paling mendasar: memperbanyak diri atau berkembang biak. Buku ini adalah buku kontroversial, tetapi argumen Benatar adalah logis. Siapa Dia yang Mengusik Naluri Paling Mendasar Kita? Benatar adalah filsuf abad 21 yang corak filsafat eksistensialnya pesimistik, seperti halnya Arthur Schoupenhauer. Bisa pula dikategorikan nihilisme. Ia bukan saja membentangkan bangunan filosofisnya, tetapi, seperti kebanyakan kefilsafatan kontemporer berdiri sebagai "penafsir data-data saintifik", setelah memaparkan data dan gambaran prediktif, yang secara umum adalah melonjaknya penderitaan sebab meningkatnya populasi, ia juga mengajukan cara bagaimana agar populasi terbebas dari kemengadaan...